Pro Konta Sikap “Galak” Ahok

Jadi begini, banyak orang yang mendukung sikap galak Ahok, banyak juga yang menolak sikap galak Ahok. Tapi sebenarnya Saya mendukung sikap tegas alias galaknya Ahok. Kenapa? Menurut Saya Ahok itu belum galak, gak percaya? Coba sini tinggal di rumah Saya selama 1 minggu, lihat aja siapa yang

lebih galak 😀


Mungkin kenapa banyak orang yang mendukung dan menolak sikap tegas Ahok itu karena Indonesia. Lah apa hubungannya dengan Indonesia? Karena Indonesia punya banyak suku dan budaya. Menurut Saya yang sudah terbiasa hidup dengan budaya yang keras, yang dimana suara Ibu Saya harus lebih keras dari motor 2 tak, karena suara mesin motor terlalu kencang. Atau ketika Saya melakukan kesalahan bakal dimarahin habis-habisan. Ya galaknya Ahok itu wajar.


Ada teman Saya yang lahir dan tinggal dipulau Jawa, pernah melakukan liputan di Medan. Teman Saya ini kaget banget ketika berbicara dengan orang Medan, yang menurut Dia kasar banget. Padahal ya biasa aja itu kalau sesama orang Medan ngomong. Tapi ada juga orang yang lebih suka pemerintahan Jokowi yang kalau ada masalah semuanya diselesaikan dengan santai, ngomong dengan mengajak makan. Mungkin itu diterima di pulau Jawa karena memang orang Jawa memang begitu.


Banyak kok orang Medan yang lebih memilih Prabowo ketika menjadi calon presiden, kenapa memilih Prabowo? Ya karena sikap Pak Prabowo lebih cocok dengan kebudayaan orang Medan. Tapi kembali lagi ke pribadi masing-masing pemimpin. Para pemimpin ini pasti punya cara masing-masing menyelesaikan masalah. Ada Jokowi yang selalu senyum-senyum ketika menghadapi masalah, ada juga Ahok yang marah-marah ketika menghadapi masalah. 


Tugas Kita hanya bisa melihat, berkomentar dan mengawasi saja. Sebenarnya tugas Kita itu paling enak, selalu mengomentari ini atau itu. Sama seperti Saya pernah bilang, “Kok jelek banget sih film ini?”. Ketika Saya di tanya “Bisa bikin yang lebih bagus dari film yang Kamu bilang jelek nggak?” Saya hanya bisa terdiam seribu bahasa. Coba sekarang tempatkan diri Kamu kedalam posisi orang tersebut, jangan hanya bisa berkomentar.


N.B. Ketika Jokowi dilantik menjadi presiden RI. Banyak orang yang mengucapkan selamat kepada pak Jokowi. Padahal itu salah, ada yang pernah bilang begini ke Saya. “Lah kan pak Jokowi baru di lantik, Kita belum tau Dia berhasil atau nggak jadi presiden RI. Kerja aja belum udah ngucapin selamat, kalau mau ngucapin itu ke pak SBY. Kalau menurut Kamu pak SBY berhasil memimpin negara ini selama 10 tahun menjadi Presiden, ya Kamu ucapin selamat”

“Kalau semua teman-teman Kamu menyukai apa yang Kamu lakukan. Itu bearti Kamu melakukannya dengan salah”

1 Comments Add yours

Tinggalkan komentar